Peningkatan Pemahaman Risiko Penyakit Tidak Menular pada Remaja melalui Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Komposisi Tubuh di SMK PGRI 2 Surakarta (Increased Understanding of the Risk of Non-Communicable Diseases in Adolescents through Early Detection by Examination of Body Composition in SMK PGRI 2 Surakarta)
Abstract
Abstrak
Remaja merupakan kelompok kesehatan prima namun rentan karena mengalami perubahan perilaku berisiko sehingga akan menentukan status kesehatan pada saat dewasa. Salah satu permasalahan kesehatan yang meningkat pada remaja adalah meningkatnya penyakit tidak menular pada remaja, misalnya obesitas, hipertensi, diabetes dan hiperkolesterolemia. Remaja perlu mendapatkan pemaparan mengenai penyakit tidak menular perlu diberikan kepada remaja guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja mengenai risiko, dampak, dan deteksi dini penyakit tidak menular pada remaja. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan kesehatan sebagai dasar penerapan hidup sehat dan cara deteksi dini yang dapat dilakukan oleh remaja guna pencegahan penyakit tidak menular pada remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di di SMK 2 PGRI Surakarta yang dilakukan selama 2 hari pada Bulan Juli 2019. Metode kegiatan adalah pendidikan kesehatan dan pemeriksaan komposisi tubuh dengan pengukuran indeks massa tubuh. Tiga puluh dua siswa mengikuti kegiatan ini. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan penyakit tidak menular dan kemampuan siswa dalam memahami status gizi mereka melalui pengukuran komposisi tubuh sebagai bagian dari deteksi dini penyakit tidak menular. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan kesadaran peserta kegiatan dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit tidak menular remaja.
Â
Kata kunci: Deteksi Dini; Pendidikan Kesehatan; Pengetahuan; PTM; Remaja
Â
Abstract
Adolescents are a prime health group but are vulnerable because they experience changes in risky behavior that will determine their health status as adults. One of the increasing health problems in adolescents is the increase in non-communicable diseases in adolescents, such as obesity, hypertension, diabetes, and hypercholesterolemia. Adolescents need to get exposure to non-communicable diseases to increase awareness and understanding of the risks, impacts, and early detection of non-communicable diseases in adolescents. Therefore, it is necessary to provide health education as a basis for implementing a healthy lifestyle and early detection that can be done by adolescents to prevent non-communicable diseases in adolescents. This activity was carried out at SMK 2 PGRI Surakarta which was conducted for 2 days in July 2019. The method of the activity was health education and examination of body composition by measuring body mass index. Thirty-two students participated in this activity. Evaluation results show an increase in knowledge of non-communicable diseases and the ability of students to understand their nutritional status through measurement of body composition as part of early detection of non-communicable diseases. Thus, it can be concluded that there is an increase in the knowledge and awareness of participant activities in the prevention of adolescent non-communicable diseases.
Â
Keywords: Early Detection; Health Education; Knowledge; Non-Communicable Disease; AdolescentKeywords
Full Text:
PDFReferences
Almatsier, S. (2003). Prinsip Ilmu Gizi Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Aryal, K. K., Mehata, S., Neupane, S., Vaidya, A., Dhimal, M., Dhakal, P., … Karki, K. B. (2015). The Burden and Determinants of Non Communicable Diseases Risk Factors in Nepal: Findings from a Nationwide STEPS Survey. PloS One, 10(8), e0134834.
Cárceles, C. M., Fernández-Varón, E., MarÃn, P., & Escudero, E. (2014). Global status report on NCDs 2014. Veterinary Journal (London, England : 1997), 174(1), 154–159.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, K. K. R. (2019). Buku Panduan Penyakit Tidak Menular.
Evaluation, I. for H. I. for H. M. and. (2010). Global Burden of Disease Profile: Indonesia. 2010 (Gbd), 1–4. Retrieved from http://www.healthdata.org/f
Isfandari, S. (2014). Analisa Faktor Risiko Dan Status Kesehatan Remaja Indonesia Pada Dekade Mendatang. Buletin Penelitian Kesehatan, 42(2), 122–130.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Permenkes Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buku Panduan Germas. 1–24.
Kementerian Kesehatan, B. P. dan P. (2018). Hasil Utama Riskesdas Tentang Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia 2018.
Notoatmodjo, S, dkk. 2012. Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Prasetyawati, I., Purnama, T., Yogyakarta, U. N., No, J. K., & Yogyakarta, K. (2013). Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa. 9 (November), 141–147.
Sawyer, S. M., Afifi, R. A., Bearinger, L. H., Blakemore, S. J., Dick, B., Ezeh, A. C., & Patton, G. C. (2012). Adolescence: A foundation for future health. The Lancet, 379(9826), 1630–1640.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/ijocs.2.1.11-18
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.