Program Agroschooling pada Siswa Sekolah Dasar SD 01 Manang untuk Meningkatkan Minat terhadap Bidang Pertanian
Abstract
Jumlah penduduk yang semakin meningkat diikuti dengan selarasnya kebutuhan pangan namun tidak diikuti dengan peningkatan sektor pertanian di Indonesia ditunjukkan dengan semakin berkurangnya minat anak muda di bidang pertanian. Permasalahan mengenai penurunan minat anak muda di pertanian hakikatnya menjadi perhatian khusus dari berbagai pihak karena menjadi faktor penghambat pertumbuhan pembangunan pertanian. SD Negri 01 Manang merupakan mitra yang tepat untuk diberikannya kurikulum pendidikan anak yang diselipkan arti penting pertanian sehingga dari masa kanak-kanak potensi pertanian untuk masa depan tertanam dalam pola pikir mereka. Solusi mengenai model edukasi pertanian sejak dini dirasa sangat tepat menarik minat anak-anak dan disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan kesenangan setiap anak sehingga dampaknya dapat meminimumkan dampak ketidaktertarikan generasi muda terhadap bidang pertanian. Program Agroschooling memiliki tujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak sekolah dasar mengenai pentingnya dunia pertanian dan pengelolaan lingkungan alam sekitar. Metode yang diberikan dalam program agroschooling anak-anak SD menonton secara virtual video tentang pertanian, kemudian ditanyai dengan beberapa pertanyaan di kuesioner dengan bantuan mahasiswa mengenai cita-cita dan kesukaan di bidang pertanian. Acara dilanjutkan dengan penanaman tanaman di ikuti dengan pertanyaan kuesioner untuk menanyai apakah ada yang ingin berganti cita-cita setelah mengikuti program Agrochooling. Data-data tersebut di analisis menggunakan linkert dan diinputkan dalam rating scale. Selain itu digunakan analisis before dan after untuk melihat peningkatan anak-anak yang ingin bekerja di sektor pertanian sebelum dan sesudah diadakan program Agroshcooling. Survei awal membuktikan bahwa sebanyak 0% dari siswa dan siswi SD yang bercita-cita ingin bekerja di sektor pertanian. Peningkatan persentase keinginan bekerja para siswa dan siswi di SD 01 Manang di bidang pertanian terjadi sebanyak 15,38% setelah diadakannya program Agroschooling. Persepsi para siswa dan siswi terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai agroschooling masuk ke dalam kategori baik. Harapannya akan adanya kelanjutan pengabdian dengan survey ketertarikan siswa terhadap pertanian.
Â
Kata kunci: Pertanian; Agroschooling
Â
Abstract
Increasing population followed by harmonious food needs but not followed by an increase in the agricultural sector in Indonesia is shown by the decreasing interest of young people in agriculture. The problem regarding the decline of young people's interest in agriculture is of particular concern to various parties because it is a factor inhibiting the growth of agricultural development. SD Negri 01 Manang is the right partner for child education curriculum which is tucked in the importance of agriculture so that from childhood childhood the potential of agriculture for the future is embedded in their mindset. The solution regarding the agricultural education model from the beginning is felt to be very appropriate to attract the interests of children and adapted to the needs, abilities and enjoyment of children so that the impact can minimize the impact of the young generation's disinterest in agriculture. The method given in the agroschooling program for elementary school children watched a virtual video about agriculture, then was asked a number of questions in the questionnaire with the help of students about their ideals and preferences in agriculture. The program was followed by planting plants followed by questionnaire questions to ask if anyone wanted to change their goals after joining the Agrochooling program. The data is analyzed using linkert and entered in the rating scale. Also used before and after analysis to see the increase in children who want to work in the agricultural sector before and after the Agroshcooling program was held. The Agroschooling Program aims to introduce elementary school children about the importance of agriculture and the management of the surrounding natural environment. Initial survey prove that as many as 0% of elementary school students want to work in the agricultural sector. The increase in the percentage of students wanting to work at SD 01 Manang in agriculture occurred as much as 15.38%. The perception of students and students of community service activities regarding agroschooling into the good category. The hope is that there will be continued service by surveying student’s interest in agriculture
Â
Keywords: Agriculture; AgroschoolingKeywords
Full Text:
PDFReferences
Asikin, D., Handayani, RP., Mustikawati, T. (2016). Vertical Garden dan Hidroponik sebagai Elemen Arsitektural di Dalam dan di Luar Ruangan. Jurnal RUAS, 14(1), 34–42.
Baskara, M. (2011). Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik. Jurnal Lanskap Indonesia, 3(1), 27–34.
Hamadani, A. (2019). Sekolah Alam: Alternatif Pendidikan Ramah Anak. Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 11(1), 86–95. https://doi.org/10.15408/harkat.v15i1.10433
Ikhsan, G. (2012). Pendidikan Pertanian untuk Anakanak (Masih) Ada. Retrieved from http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/29/pendi dikan-pertanian-untuk-anak-anak-masih-ada-514859.html
Kanisius, Iman, M. S. (2004). Pendidikan Partisipatif : Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey. Yogyakarta: Safiria Insani.
Kemendikbud. (2019). Sekolah Kita. Retrieved November 5, 2019, from Ditjen Dikti Depdiknas website: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/
Muharamsyah, H. A. (2013). Pendidikan Pertanian, Celah Kecil Menuju Pembangunan yang Paripurna. International Association of Students in Agricultural and Related Sciences Local Committee Padjadjaran University. Padjadjaran: Padjadjaran University.
Palenewen, E. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Melalui Bermain di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2).
Rahmawatiningsih A., I.M.D. Prayoga, N. P. W. Y. dan I. R. G. . T. (2010). Pemberian Ekstrakurikuler Pertanian Pada Siswa SD Di Desa Gunaksa Kabupaten Klungkung, Bali. Jurnal IPTEKMA, 2(1), 1–4.
Ramadhani, W. S. (2016). Penerapan Pembelajaran Outdoor Learning Process (OLP) melalui Pemanfaatan Taman Sekolah sebagai Sumber Belajar Materi Klasifikasi Tumbuhan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains, 4(3), 1–7.
Rinaldi, I. (2009). Semua anak adalah Bintang. Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/ijocs.2.1.68-79
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.