Analisis Wilayah Rawan Bencana Longsor dan Pemilihan Rute Evakuasinya pada Kawasan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Semarang
Abstract
Abstrak – KPPK 2 merupakan salah satu kawasan pengembangan pariwisata di Kabupaten Semarang yang terdiri atas Kecamatan Bandungan, Sumowono, Bawen, Jambu, Ambarawa dan Banyubiru selain memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang didukung wisata buatan dan wisata alam, juga memiliki potensi bencana alam, salah satunya tanah longsor. Dari tahun 2014-2019 total terjadi 270
kejadian bencana tanah longsor di lokasi studi. Walaupun demikian, masih banyak lokasi wisata di Indonesia yang minim mitigasi, baik upaya dan sarana parasarana penunjangnya, sehingga saat bencana terjadi berpotensi memakan korban yang tak sedikit. Kondisi seperti ini membuat para pemangku kebijakan dan pengelola pariwisata dituntut agar selalu waspada dan berupaya untuk meminimalisir dampak kerugian dari bencana yang berpotensi terjadi pada objek-objek wisata di Kabupaten Semarang, khususnya di lokasi studi. Maka dari itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis kawasan potensi rawan bencana tanah longsor di kawasan pengembangan pariwisata (KPPK 2) Kabupaten Semarang dan pemilihan rute evakuasinya pada objek-objek wisata yang berada di kawasan rawan longsor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
analisis pembobotan dan analisis spasial berbasis GIS (Geographic Information System). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi studi, sebagian besar wilayahnya berada di kerawanan sedang, luasnya mencapai 21.558,65 ha atau meliputi 74,9% dari luas totalnya. Kemudian, wilayah
dengan kerawanan rendah dan sedang memiliki luas yang tidak jauh berbeda, wilayah dengan kelas kerawanan rendah memiliki luas sebesar 3.644,74 ha atau memiliki persentase 12,6%. Sedangkan, wilayah dengan kerawanan tinggi memiliki persentase 12,3% atau seluas 3.541,68 ha. Dari total 42 objek wisata di sana, terdapat 5 objek wisata yang berada pada kawasan potensi bencana longsor yang tinggi, yaitu Curug Kembar Bolodewo, Jalur Pendakian Gunung Ungaran (via Mawar Camp), Jembatan Tebing Ondo Langit (Gumuk Reco), Umbul Sidomukti dan Wisata Lereng Kelir. Rata-rata jarak tempuh rute evakuasi dari tiap objek wisata menuju tempat evakuasinya adalah 1,5–1,8 km. Jarak rute evakuasi dari Curug Kembar Bolodewo menuju Masjid Darussalam adalah sejauh 950 m, jarak rute evakuasi Jalur Pendakian Gunung Ungaran (via Mawar Camp) dan Umbul Sidomukri menuju Masjid Baitul Muttaqin adalah masing-masing berkisar sekitar 2.127 m dan 2.193 m, jarak tempuh rute evakuasi Wisata Jembatan Tebing Ondo Langit menuju Sekolah MI Al Ma’arif adalah 2.500 m, selain itu terdapat dua tempat evakuasi rekomendasi beupa lahan kosong dan Masjid Al Murtadlo yang ada pada jarak sekitar 2.101 – 2.264 m, kemudian jarak rute evakuasi dari Wisata Lereng Kelir hingga sampai ke Masjid Baitul Mutaqin adalah sejauh 440 m dan memiliki tempat evakuasi rekoemndasi lain, yaitu SDN Brongkol 02 yang berjarak sekitar 590 m 935 m dan lapangan tanah merah yang berjarak
sekitar 1.600 m dari lokasi wisata.
Kata kunci: Pariwisata, Tanah Longsor, SIG, pembobotan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.