Local Wisdom Pemikiran Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin Dalam Kitab Kabanti “ Bula Malino
Abstract
Masuknya agama Islam di Kesultanan Buton, telah membawa kedamaian danperubahan dalam segala bidang termasuk pada aspek Local Wisdom ( kearifan local). Hal ini melahirkan ulama-ulama yang memiliki pemikiran yang cemerlang berusaha menjadikan budaya Islam mewarnai budaya lokal. Salah satu ulama di Buton sekaligus sebagai Sultan yaitu Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu
Badaruddin Al Buthuni (1824-1851). Pemikiran Sultan Kaimuddin menemukan esensi konsep ta krama menurut ajaran leluhur dalam Kabanti Bula Malino. Kabanti yang ditulis menggunakan tulisan Arab berbahasa Wolio menjadi tradisi sekaligus tuntunan norma masyarakat di Kesultanan Buton yang didalamnya banyak berisi petuah falsafah yang bersumber dari ajaran Islam. Jenis penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library research), di mana datadata yang dipakai adalah data kepustakaan. Data dalam penelitian ini adalah buku induk dan jurnal ilmiah tentang tema terkait. Metode analisis yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui narasi Kabanti dan menelaah nilai-nilai Local Wisdom yang di tuangkan oleh Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin dalam karyanya Kabanti bula malino. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin, melalui Kabanti bula malino berusaha menyampaikan kembali ajaran-ajaran Islam, yang ia sampaikan dalam bahasa Wolio, bahasa yang dimengerti oleh masyarakat yang ia pimipin pada saat itu. Pemikiran dalam hal religiustas, etika,moral, tata krama, maupun nasehat Sultan Kaimuddin yang di tuangkan dalam karyanya tersebut menjadi sebuah tradisi yang mampu menjaga kearifan lokal (Local Wisdom) masyarakat muslim di pulau Buton.
Kata Kunci: Sultan Muhammad Idrus, Kabanti, dan Local Wisdom
Badaruddin Al Buthuni (1824-1851). Pemikiran Sultan Kaimuddin menemukan esensi konsep ta krama menurut ajaran leluhur dalam Kabanti Bula Malino. Kabanti yang ditulis menggunakan tulisan Arab berbahasa Wolio menjadi tradisi sekaligus tuntunan norma masyarakat di Kesultanan Buton yang didalamnya banyak berisi petuah falsafah yang bersumber dari ajaran Islam. Jenis penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library research), di mana datadata yang dipakai adalah data kepustakaan. Data dalam penelitian ini adalah buku induk dan jurnal ilmiah tentang tema terkait. Metode analisis yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui narasi Kabanti dan menelaah nilai-nilai Local Wisdom yang di tuangkan oleh Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin dalam karyanya Kabanti bula malino. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin, melalui Kabanti bula malino berusaha menyampaikan kembali ajaran-ajaran Islam, yang ia sampaikan dalam bahasa Wolio, bahasa yang dimengerti oleh masyarakat yang ia pimipin pada saat itu. Pemikiran dalam hal religiustas, etika,moral, tata krama, maupun nasehat Sultan Kaimuddin yang di tuangkan dalam karyanya tersebut menjadi sebuah tradisi yang mampu menjaga kearifan lokal (Local Wisdom) masyarakat muslim di pulau Buton.
Kata Kunci: Sultan Muhammad Idrus, Kabanti, dan Local Wisdom
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.