KAJIAN KERENTANAN SOSIAL TERHADAP BENCANA BANJIR
Abstract
ABSTRACT
Flood is a natural phenomenon that occurs due to high rainfall intensity which causes excess water that is not accommodated by the drainage network of an area (Rachmat & Pamungkas, 2014). Based on the 2015 BNPB disaster risk assessment in (BNPB, 2016), the number of people exposed to flood risk in all regions of Indonesia is more than 170 million people with an exposed asset value of more than IDR 750 trillion. Floods are disasters that always occur every year in several places. The composition of the population greatly affects the level of social vulnerability to floods. Therefore, this research needs to be carried out with the aim of identifying social vulnerability to flood disasters as one of the disaster management efforts to reduce disaster risk.
The method used in this research is qualitative method with a literature review approach. The results showed that the level of social vulnerability in Baleendah District, East Tondano District, and the coastal villages of Demak Regency is influenced by several factors. These factors are population, population according to sex, population according to age group, population density, poverty level, population with disabilities, level of dependency, number of family members, population growth, education level, and health insurance.
Keywords: Social Vulnerability, Flood Disaster, Vulnerability Factors
Â
ABSTRAK
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi yang menyebabkan kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan pematusan suatu wilayah (Rachmat & Pamungkas, 2014). Berdasarkan kajian risiko bencana BNPB tahun 2015 dalam (BNPB, 2016), jumlah jiwa terpapar risiko bencana banjir di seluruh wilayah Indonesia yaitu lebih dari 170 juta jiwa dengan nilai aset terpaparnya lebih dari Rp750 triliun. Banjir merupakan bencana yang selalu terjadi setiap tahun di beberapa tempat. Komposisi penduduk sangat mempengaruhi tingkat kerentanan sosial terhadap bencana banjir. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kerentanan sosial terhadap bencana banjir sebagai salah satu upaya penanggulangan bencana untuk mengurangi risiko bencana.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan sosial di Kecamatan Baleendah, Kecamatan Tondano Timur, dan pedesaan pesisir Kabupaten Demak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu jumlah penduduk, penduduk menurut jenis kelamin, penduduk menurut kelompok umur, kepadatan penduduk, tingkat kemiskinan, penduduk penyandang disabilitas, tingkat ketergantungan, jumlah anggota keluarga, pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, dan jaminan kesehatan.
Kata kunci: Kerentanan Sosial, Bencana Banjir, Faktor Kerentanan
Full Text:
PDFReferences
Adhietya, D., Mardiatna, D., & Giyarsih, S. R. (2017). Kerentanan Masyarakat Perkotaan Terhadap Bahaya Banjir di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanipura, Kota Jambi. Jurnal Majalah Geografi Indonesia, Vol. 31, hlm. 79-87.
Adilah, R. Y. (2020). BNPB: 2.925 Bencana Alam Terjadi di Indonesia pada 2020, 370 Jiwa Melayang. Liputan 6. https://www.liputan6.com/news/
Aisha, M., Miladan, N., & Utomo, R. P. (2019). Kajian Kerentanan Bencana pada Kawasan Berisiko Banjir DAS Pepe Hilir, Surakarta. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif, Vol. 12, hal. 205-2019.
Akbar, S. (2018). Analisis Kerentanan Banjir di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Institut Pertanian Bogor.
Akiya, A. N. (2017). Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kepekaan Sosial Siswa MAN 4 Bantul Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Archibugi, F. (2008). Planning Theory From the Political Debate to the Methodological Reconstruction. Springer Verlag.
Bakornas PBP. (2002). Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia.
Bappeda DIY. (2008). Metode Pemetaan Risiko Bencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
BNPB. (2012). Perka BNPB Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
BNPB. (2016). Risiko Bencana Indonesia.
BNPB. (2018). Indeks Risiko Bencana Indonesia.
Dibyosaputro, S. (1984). Flood Susceptibility and Hazard Survey of the Kudus Pratawa-Welehan. ITC. Enschede: The Netherlands.
Habibi, M., & Buchori, I. (2013). Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi. Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota, Vol. 2, hlm. 1-10.
Hapsoro, A. W., & Buchori, I. (2015). Kajian Kerentanan Sosial dan Ekonomi Terhadap Bencana Banjir. Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota, Vol. 4, hlm. 542-553.
Haryani, N. S. (2017). Analisis Zona Potensi Rawan Banjir Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan SIG di Kalimantan Timur. hlm. 517-524.
Haryono, A. T. E., & Erdianto, F. (2008). Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Bandarharjo Barat. Universitas Diponegoro.
Horhoruw, H. A., Rogi, O. H. A., & Supardjo, S. (2020). Tingkat Kerentanan Terhadap Bencana Banjir di Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa. Jurnal Spasial, Vol. 7, hlm. 124-133.
Kustiwan, I. (2014). Pengantar Perencanaan Wilayah dan Kota. Universitas Terbuka.
Mahi, A. K., & Trigunarso, A. I. (2017). Perencanaan Pembangunan Daerah.
Menteri Dalam Negeri. (2010). Peraturan Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2010.
Miraza, B. H. (2005). Peran Kebijakan Publik dalam Perencanaan Wilayah. Jurnal Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Wahana Hijau, Vol. 1, hlm. 45-49.
Rachmat, A. R., & Pamungkas, A. (2014). Faktor-faktor Kerentanan yang Berpengaruh Terhadap Bencana Banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Jurnal Teknik Pomits, Vol. 3, hlm. 178-183.
Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ramadhani, N. I. (2017). Pemetaan Risiko Bencana Longsor di Kawasan Lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Riyadi, & Bratakusumah, D. S. (2003). Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Gramedia Pustaka Utama.
Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D. R. (2017). Perencanaan Pengembangan Wilayah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Twigg, J. (2004). Disaster Risk Reduction, Mitigation and Preparedness in Development and Emergency Programming. Overseas Development Institute.
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20023
Refbacks
- There are currently no refbacks.