Kesesuaian Lahan Permukiman Terhadap Kawasan Rawan Bencana Longsor
Abstract
ABSTRACT
Indonesia is a country with varying regional topography conditions. This varied topography also means that Indonesia has varying slope levels as well. With the slope of this varied slope increases the potential for landslide disasters. Some areas with steep slope levels are utilized not as they should increase the risk of losses experienced in the event of a disaster. This research aims to identify and analyze the suitability of residential land to landslide-prone areas and to identify mitigation efforts against landslides. This analysis begins by identifying the factors that affect landslide disaster insecurity. After that, identify the distribution of settlements. After the two were identified, an analysis was carried out to determine the suitability of the landslide-prone settlement. Based on the analysis that has been done, then the next step is to classify landslide disaster prone areas where the number of classes obtained is 5 (five) classes. The classification of landslide disaster insanity is divided into very low, low, medium, high, and very high levels of insanity.
Keywords: Settlements, Disaster Insecurity, Landslide
Â
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan kondisi topografi wilayah yang bervariasi. Topografi yang bervariasi ini juga mengartikan bahwa Indonesia memiliki tingkat kemiringan lereng yang bervariasi pula. Dengan kemiringan lereng yang bervariasi ini meningkatkan potensi terjadinya tanah longsor. Beberapa wilayah dengan tingkat kemiringan lereng curam ini dimanfaatkan tidak sebagaimana mestinya sehingga meningkatkan risiko kerugian yang dialami saat terjadi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian lahan permukiman terhadap kawasan rawan bencana longsor serta mengetahui upaya mitigasi terhadap bencana tanah longsor. Analisis ini dimulai dengan melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerawanan bencana longsor. Setelah itu, melakukan identifikasi persebaran lokasi permukiman. Setelah keduanya diidentifikasi, maka dilakukan analisis guna mengetahui kesesuaian lahan permukiman terhdap kawasn rawan bencana longsor. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi kawasan rawan bencana tanah longsor dimana jumlah kelas yang diperoleh adalah 5 (lima) kelas. Klasifikasi kerawanan bencana tanah longsor terbagi menjadi tingkat kerawanan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Kata Kunci : Permukiman, Kerawanan Bencana, Tanah Longsor
Full Text:
PDFReferences
Andriyani, G., Kahar, S., Awaluddin, M., & Meilano, I. (2012). Kajian Regangan Selat Bali Berdasarkan Data Gnss Kontinu Tahun 2009-2011. Jurnal Geodesi Undip, 1(1), 82121.
Bakornas. (2007). Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya Di Indonesia (M. R. Triutomo, Sugeng. Widjaja, B. Wisnu. Amri (ed.); II). Direktorat Mitigasi, Lakhar Bakornas PB.
Barus, B. dan U. . W. (2000). Sistem Informasi Geografi Sarana Manajemen Sumberdaya.
Bernhardsen, T. (2002). Geoographic Information Systems: An Introduction, 3rd Edition. John Wiiley & Sons Ltd.
BMKG. (2020). Gempa Bumi.
Danianti, R. P. S. (2015). TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI PERUMNAS TLOGOSARI, KOTA SEMARANG.
ESDM. (2005). Pengenalan Gerakan Tanah. Esdm. https://www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Gerakan_Tanah.pdf
Hardiyatmo, H. C. (2012). Tanah Longsor dan Erosi: Kejadian dan Penanganan. UGM Press.
Hasibuan, H.C.; Rahayu, S. (2016). Kesesuaian Lahan Permukiman Pada Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi Di Kota Tomohon. Spasial, 3(3), 136–145.
Heryana, A. (2020). Pengertian Dan Jenis Bencana. Researchgate.Net, January, 1–4. https://www.researchgate.net/publication/338537206_Pengertian_dan_Jenis_Bencana
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggunalan Bencana, (2007).
Juhadi. (2007). Pola-Pola Pemanfaatan Lahan Dan Degradasi Lingkungan Pada Kawasan Perbukitan. Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan Dan Profesi Kegeografian, 4(1), 11–24. https://doi.org/10.15294/jg.v4i1.108
Karnawati, D. (2001). Bencana Alam Gerakan Tanah Indonesia Tahun 2000.
Karnawati, D. (2003). Manajemen Bencana Gerakan Tanah.
Malingreau. (1978). Penggunaan Lahan Pedesaan, Penafsiran Citra untuk Interpretasi dan Analisisnya.
O’Dunn, S., dan Sill, W. D. (1986). Exploring Geology : Introducing Laboratory Activities. APPeek Publication.
Parker, D. (1992). Flood Disasters in Britain. Disaster Prevention and Management, 1(Flood Disasters in Britain).
Pemerintah Indonesia. (2011). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Priyono, Kuswaji D., Priyana, Yuli, P. (2006). Analisis Tingkat Bahaya Longsor Tanah di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Forum Geografi, 20(2), 175–189.
Priyono, K. D., Priyana, Y., & Priyono. (2006). Analisis Tingkat Bahaya Longsor Tanah Di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Forum Geografi, 20(2), 175–189.
Rahmad, R., Suib, S., & Nurman, A. (2018). Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor Di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Majalah Geografi Indonesia, 32(1), 1. https://doi.org/10.22146/mgi.31882
Rosenbusch, H. (1923). Micrpscopical Physiography of the Rock-Making Minerals. Nabu Press.
Sadisun, I. A. (2005). Usaha Pemahaman terhadap Stabilitas Lereng dan Longsoran sebagai Langkah Awal dalam Mitigasi Bencana Longsoran. Invited Speakaer.
Sitorus, S. R. P. (1985). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito.
Tallobre, D. F. (1967). La Mécanique des Roches (2nd ed.). Dunod.
Taufik, M., Kurniawan, Akbar, Putri, A. R. (2016). Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis). Teknik ITS, 5(2), C78–C82.
Taufik, M. dkk. (2016). Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis). 5(2), C78–C82.
Tondobala, L. (2011). Pendekatan Untuk Menentukan Kawasan Rawan Bencana di Pulau Sulawesi. Jurnal Sabua, 3(3), 40–52.
UNISDR. (2004). Laporan Kajian Tentang Penanggulangan Bencana Alam Indonesia.
Van Zuidam, R. A. (1985). Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis and Geomorphologic Mapping. Smith Publisher.
Wesnawa, I.G.A., dan Christiawan, P. I. (2014). Geografi Bencana. Graha Ilmu.
Winkler, H. G. F. (1979). Petrogenesis of Metamorphic Rocks (2nd ed.). Springer Science+Business Media.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20030
Refbacks
- There are currently no refbacks.