Bernafas Lewat Mulut Sebagai Faktor Ekstrinsik Etiologi Maloklusi (Studi Pustaka)

Andina Rizkia Putri Kusuma

Abstract


Penyebab utama terjadinya pernafasan mulut adalah karena ketidak mam- puan bernafas secara optimal melalui hidung (Achmad, 2005). Kelainan intranasal merupakan salah satu etiologi bernafas lewat mulut (Finn, 1973). Alergi dan kea- daan septum nasi yang bengkok menyebabkan aliran udara pernafasan tersumbat, sehingga tubuh akan mengalihkan fungsi hidung ke mulut agar tetap mendapatkan asupan oksigen yang cukup (Achmad, 2005; Purwanegara, 2005). Mulut yang berfungsi sebagai jalan nafas akan selalu berada dalam keadaan terbuka, mengaki- batkan gigi-gigi atas dan bawah tidak dapat berkontak secara optimal sehingga  memungkinkan terjadi erupsi berlebih gigi-gigi posterior. Rahang bawah yang tu- run untuk memperlancar asupan udara pernafasan lewat mulut, menyebabkan  gangguan pertumbuhan rahang sehingga memungkinkan berkembangnya malok- lusi (Padolsky, 2005; Purwanegara, 2005).

Telaah pustaka ini menyimpulkan bahwa (1) Bernafas lewat mulut berpengaruh terhadap struktur kraniofasial, menye- babkan rahang bawah berotasi ke posteroinferior, pertumbuhan rahang ba- wah dalam arah vertikal berlebih, rahang atas dan bawah retrognatik, serta  kontraksi lengkung gigi rahang atas. (2) Bernafas lewat mulut juga bepengaruh terhadap gigi-geligi, cenderung  menimbulkan maloklusi Angle Kelas II divisi 1, peningkatan jarak gigit, gigitan terbuka anterior, gigitan silang posterior, dan gigi berjejal.

Kata Kunci : bernafas lewat mulut, etiologi maloklusi


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.