Upaya menanggulangi hoax melalui literasi media pada anggota Karang Taruna Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak
Abstract
Abstrak
Hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Dengan kata lain hoax juga bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.Salah satu cara menganngulangi hoax adalah dengan literasi media. Berdasarkan info yang diperoleh, remaja anggota karang taruna desa Tandem Hilir I kecamatan Hamparan Perak belum pernah mendapatkan informasi tentang literasi media sehingga kegiatan ini perlu dilakukan. Kegiatan ini berkokasi di desa Tandem Hilir I kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Kegiatan inimenggunakan metode ceramah, dan diskusi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dengan peserta berjumlah 50 orang. Secara umum, kegiatan ini membangkitkan kesadaran para peserta bahwa berita hoax dapat membuat kegaduhan, keributan, dan pertikaian. Para peserta juga menyadari bahwa media sosial dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih bermanfaat seperti silaturrahmi dan berbagi informasi yang bermanfaat seperti lowongan pekerjaan, dan membuka kesempatan mendapatkan tambahan pendapatan dengan membuka online shop. Peserta kegiatan juga telah memahami bahwa dampak menyebarkan hoax dapat menyeret ke penjara karena adanya UU ITE. Oleh karena itu, para peserta juga sependapat untuk berhati-hati dalam menyebarkan berita, melakukan fact-checking, membaca berita secara utuh, dan memperkuat akidah untuk mampu mengontrol diri. Diharapkan setelah kegiatan ini peserta dapat mengaplikasikan dan menyebarluaskan pengetahuan yang mereka peroleh di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Â
Kata Kunci: literasi; media; berita; hoax
Â
Abstract
Hoax is defined as information that is engineered to cover up the real information. In other words, it can also be interpreted as an effort to distort the facts using information that seems convincing but cannot be verified. One of the ways to overcome this is through media literacy. Based on the information obtained, youth members of the Karang Taruna Tandem Hilir I village of Hamparan Perak sub-district have never received any information about media literacy, so this activity is urgent to be conducted. This activity is located in the village of Tandem Hilir I, Hamparan Perak sub-district, Deli Serdang Regency, North Sumatra. This activity utilizes lecture, and discussion in its application. This activity ran smoothly with 50 participants. In general, this activity aroused the awareness of the participants that hoax news could trigger commotion, and dispute. They also realized that social media could be used for more useful purposes such as friendship and sharing useful information such as job vacancies, and opening up opportunities for additional income by opening an online shop. They also understood that the impact of spreading hoaxes could lead them to prison because of the ITE law. Therefore, they also agreed to be careful in spreading the news, doing fact-checking, reading the whole news, and strengthening the faith to be able to control themselves. It is expected that after this activity, the participants will be able to apply and disseminate the knowledge they have gained in the family and community.
 Keywords: literacy; media; news; hoaxKeywords
Full Text:
PDFReferences
Alif, M. A., Triartanto, A. Y., Hardian, A., Kurniawan, F., & Suriyanto, A. D. (2018). Literasi Media Dalam Menanggulangi Berita Hoax (Studi Pada Pelajar SMKN 4 Bekasi dan Mahasiswa AKOM BSI, Jakarta). Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 416–423.
APJII. (2016). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet 2016. Jakarta: APJII.
Gumilar, G., Adiprasetio, J., & Maharani, N. (2017). Literasi Media: Cerdas Menggunakan Media Sosial dalam Menanggulangi Berita Palsu (Hoax) oleh Siswa SMA. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 35–40.
Humaizi. (2018). The Correlation between Broadcasting Spill-Over of Malaysian Television and Radio on Islamic Religious Knowledge of Community Members in East Aceh. Jurnal Komunikasi, Malaysian Journal of Communication, 34(1), 202–217. https://doi.org/10.17576/JKMJC-2018-3401-12
Humaizi. (2019). Teori Komunikasi Massa: Uses and Gratifications. Medan: USU Press.
Juliswara, V. (2017). Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinnekaan dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 4(2), 142. https://doi.org/10.22146/jps.v4i2.28586
Komlayut, S. (2017). Assessing Digital Literacy Skills Using a Self-Administered Questionnaire. 6(3), 74–85.
Kurnia, N., & Astuti, S. I. (2017). Peta Gerakan Literasi Digital di Indonesia: Studi tentang Pelaku, Ragam Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Mitra. Informasi: Kajian Ilmu Komunikasi, 47(2), 149–166.
Manfra, M. M., & Holmes, C. (2018). Media Literacy and Fake News in the Social Studies. Social Education, 82(2), 91–95.
Rahadi, D. R. (2017). Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(1), 58–70. https://doi.org/10.26905/jmdk.v5i1.1342
RobbGrieco, M. (2014). Why History Matters for Media Literacy Education. Journal of Media Literacy Education, 6(2), 3–22. https://doi.org/10.23860/JMLE-2016-06-02-2
Suyanto, T., Prasetyo, K., Isbandono, P., Zain, I. M., Purba, P., & Gamaputra, G. (2018). Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15(1), 52–61.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/ijocs.1.2.144-151
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Indonesian Journal of Community Services
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.