Hubungan Antara Pemberian Liraglutide Dengan Obesitas
Abstract
Abstrak
Status gizi seseorang dapat dinilai melalui Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran
IMT dengan cara hasil bagi antara berat badan (dalam satuan kg) dengan tinggi
badan kuadrat (dalam satuan meter). Berdasarkan klasifikasi IMT menurut WHO
terbagi menjadi 5 kategori, yaitu : underweight (IMT≤18,5), normal (IMT 18,5-24,9),
overweight (IMT 25 – 29,9), obese kelas I (30-34,9), dan obese kelas II (35-39,9).
Jika terjadi peningkatan nilai IMT menyebabkan suatu kondisi yang obesitas akan
berdampak pada kesehatan. Obesitas terjadi akibat penumpukan lemak tubuh yang
berlebih. Salah satu alternatif pengobatan pada obesitas dengan glucagon-like
peptide yaitu Liraglutide. Liraglutide salah satu dari derivate hormone metabolic
incretin yaitu glucagon like peptide- (GLP-1). Fungsi hormone inkretin ini untuk
merangsang sekresi insulin terhadap asupan makan seseorang. Penelitian
observasional dengan desain cross sectional dilakukan pemberian liraglutide dan
mengukur obesitas melalui status gizi indeks massa tubuh pada anggota Polri.
Pemberian Liraglutide dosis total selama 6 minggu yaitu dosis 7,2 mg (11 orang),
dosis 8,4 mg (10 orang), dan dosis 9 mg (9 orang). IMT diambil dari nilai penurunan
setelah pemberian liraglutide. Data ini diambil dari rekam medis Rumah Sakit Prof.
Dr Awaloedin Djamin Semarang. Uji One Way Anova digunakan untuk
menganalisis kedua hubungan tersebut. Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel,
hasil Uji One Way Anova lebih dari 0,05 menandakan hasil tidak ada perbedaan
signifikan. Hasil hitung rata-rata penurunan antar dosis didapatkan pada dosis 7,2
mg yaitu 0,67%, pada dosis 8,4 mg yaitu 1,06% dan pada dosis 9 mg yaitu 1,31%.
Tidak ada hubungan antara pemberian liraglutide dengan obesitas.
Kata Kunci: Pemberian Liraglutide, Obesitas, Indeks Massa Tubuh
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.