Universitas Indonesia - Indonesia
Department Psychology of Indonesia University
ABSTRAK
Suasana kota umumnya tercipta dari karakteristik fisik berbagai tata ruang kota dan interaksi sosial di dalamnya. Komponen visual yang dirasakan memberikan beragam sensasi yang mengarahkan individu menangkap kualitas dari situasi secara emosional yang mampu mempengaruhi mood atau suasana hati mereka. Di saat interaksi sosial terjadi, ekspresi tersenyum duchenne dapat terjadi ketika individu merasakan emosi-emosi positif. Namun, suasana kota dapat berubah di saat ada pembangunan ulang fasilitas publik. Hal tersebut dapat mempengaruhi bentuk tata ruang kota dan potensi interaksi sosial yang dapat mempengaruhi suasana hati individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa banyak ekspresi senyum duchenne yang ada pada area kota yang ramai di pusat kota Kendari dan Jakarta Selatan. Penulis memilih pusat kota Kendari dan Jakarta Selatan karena memiliki fasilitas publik yang baik. Adapun kota Kendari saat ini membangun ulang beberapa pusat kotanya sejak tahun 2019. Hasil penelitian memperlihatkan, kedua area kota memiliki jumlah frekuensi senyuman duchenne yang sama banyaknya di area suasana jenis consumerism dan peaceful and quiet. Namun, ada perbedaan jumlah di area suasana jenis vibrant dan historic, karena beberapa fasilitas di kota tua dan pusat kota Kendari saat observasi berada di tahap pembangunan ulang. Suasana kota merupakan hal yang penting untuk image kota karena memberikan pengalaman emosi positif bagi orang yang singgah atau berinteraksi sosial di lingkungan perkotaan.
Katakunci: duchenne, suasana kota, vibrant, peaceful and quiet, consumerism, historic
Â
ABSTRACT
The atmosphere of the city created from pshysical characteristics of various urban spatial plans and social interaction in it. The perceived visual component provided sensations that directs individual to capture quality of situation emotionally which can affect their mood. When social interaction occurs, duchenne smile expressions can appear when individual feel positive emotion. However, city atmosphere can change when there is unfinished redevelopment of public facilities. This can affect the form of urban spatial and potential social interactions that can affect individual moods. This study aims to see how much duchenne smile expressions appear in downtown area in Kenadi and South Jakarta. The author chose city center of Kendari and Jakarta because they have good public facilites. The city of Kendari is currently rebuilding several of its facilities in city centers since 2019. Result show that both city areas had same number of duchenne smiles in areas of consumerism and peaceful & quiet type. However, there are differences in the number of vibrant and historic areas, its perhaps because some of the facilities in the old town and downtown Kendari at the time of observatio were in the reconstruction stage. City atmosphere is important for the image of the city becauses it provides positive emotional experiences for people who stop by or interact socially in urban environment.
Keyword: duchenne, city atmosphere, vibrant, peaceful and quiet, consumerism, historic