Institut Teknologi Sumatera - Indonesia
Perencanaan Wilayah dan Kota
Tingginya tingkat urbanisasi di kawasan perkotaan berdampak pada perubahan lahan hijau menjadi lahan terbangun. Kondisi ini berdampak pada pembangunan kawasan perkotaan yang kurang berkelanjutan dikarenakan semakin sempitnya ruang terbuka hijau dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dewasa ini, dalam upaya meningkatkan peran melalui pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai penyedia jasa lingkungan maka salah satu konsep pengembanganya melalui pembangunan RTH yang terintegrasi atau dikenal dengan infrastruktur hijau (IH). Pengembangan IH hendaknya memperhatikan karakteristik lokal dari Kota Bandar Lampung agar manfaat secara lingkungan dapat lebih maksimal. Atas dasar pertimbangan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menyusun prinsip pengembangan RTH sebagai IH dalam mewujudkan Kota Bandar Lampung yang lebih berkelanjutan. Prinsip ini hendaknya dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun arahan kebijakan pembangunan Kota Bandar Lampung yang lebih berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, metode ini digunakan untuk menjelaskan fakta-fata yang ada dilapangan terkait dengan data-data statistik untuk memperoleh simpulan yang utuh dan sistematis. Kondisi eksisting saat ini, Kota Bandar lampung memiliki beberapa tipologi dari IH diantaranya kawasan reservasi, IH dengan lahan dimiliki oleh pemerintah/publik, lahan produktif untuk kegiatan pertanian, dan taman kota. Berdasarkan tipologi IH yang ada dan sesuai dengan karakteristik Kota Bandar Lampung, maka prinsip pengembangan RTH sebagai IH harus diarahkan pada konservasi lingkungan perkotaan, keterhubungan, dan peningkatan estetika kota.