MAKNA PUPUH (TEMBANG) DALAM TRADISI RITUAL SANDINGAN MASYARAKAT JAWA KABUPATEN KEDIRI
Abstract
Abstrak
Tradisi ritual Sandingan merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia dan dilakukan oleh masyarakat Jawa. Pada ritual Sandingan terdapat Pupuh (tembang) yang dilantunkan sebagai alat komunikasi dan pengingat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedah makna Pupuh (tembang) yang terdapat dalam tradisi ritual Sandingan. Penelitian ini penting dilakukan sebab Pupuh (tembang) dalam tradisi ritual Sandingan memiliki makna yang bermanfaat bagi pembaca serta dalam rangka melestarikan tradisi ritual masyarakat Jawa. Metode yang digunakan
ialah desktiptif kualitatif dan pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah pendekatan semiotik dengan memanfaatkan teori Roland Barthes. Data dalam penelitian ini berupa diksi Jawa yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, sumber data penelitian ini adalah hasil penuturan seorang informan yang diprediksi memahami tradisi ritual Sandingan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, mekanisme analisis menggunakan analisi isi. Pengecekan keabsaan data peneliti menggunakan teknik diskusi dengan ahli dan teman sejawat. Hasil dari penelitian ini menunjukan Pupuh (tembang) yang ada pada tradisi ritual Sandingan dan terdiri dari sepuluh bait, yang mana setiap baitnya memiliki berbagai kandungan manfaat sebagai pendoman hidup manusia.
Kata Kunci: tradisi, pupuh (tembang), makna, Jawa.
Abstract
The tradition of the ritual Sandingan is one of the cultures that existed in Indonesia and performed by Javanese. On the ritual of Sandingan there is a Pupuh (tembang) which is chanted as a tool of communication and reminders in everyday life. The purpose of this research is to dissect the meaning of Pupuh (tembang) which is contained in the tradition of the ritual Sandingan. This important research is done because Pupuh (tembang) in the tradition of the ritual of Sandingan has a meaning that is useful for the reader as well as in order to preserve the tradition of Javanese ritual. The method used is qualitative descriptive and the approach used in this study is the researchers approach semiotic by utilizing the theory of Roland Barthes. The data in this research in the form of diction Javanese translated into the language of Indonesia, data source this study is the result of the utterance of an informant predicted understand the tradition of ritual Sandingan. The technique of data collection conducted in this research is the author of the interview techniques, analysis of mechanisms use content analysis. Validity checking of the data the researchers used the technique discussion with experts and colleagues. The results of this
research show the Pupuh (tembang) on the Sandingan rituals and traditions consisting of ten stanzas, in which each temple has a variety of benefits as the content of guidelines of human life.
Keywords: tradition, pupuh (tembang), meaning, Java.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.30659/j.7.2.103-121
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia is published by Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Islam Sultan Agung, Indonesia in collaboration with Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pengajarannya (PPJB-SIP).